Selamat Hari Kartini



Saya baru saja bertemu seorang Kartini ! Itulah yang saya rasakan ketika saya berpisah dengannya ! Wanita ini hampir mendekati gambaran  seorang yang sempurna , sempurna sebagai seorang ibu yang menafkahi 2 anak gadis miliknya yang berusia 8 tahun dan 17 tahun, yang kalau menyimak ceritanya betapa dia berusaha maksimal untuk menyekolahkan anaknya di tempat yang menurut dia (juga saya) terbaik.


Betapa saya kagum padanya, saya sungguh bersyukur pagi itu  memutuskan untuk berlatih di fitness club tempat biasa saya berlatih, bukannya pulang karena sungguh pagi itu saya merasa berada di bawah , karena mood saya yang sungguh seperti ayunan , naik turun karena hal-hal kecil yang seharusnya tidak perlu mempengaruhi hari-hari saya.
Ketika saya memutuskan untuk melatih kaki  saya karena saya dan teman-teman akan mendaki Gunung Rinjani bulan Mei ini, saya sungguh yakin bahwa saya akan berlatih ekstra keras hari ini supaya bisa mencapai   puncak Rinjani dengan sukses , tiba-tiba datanglah Kartini tersebut menghampiri saya dan bertanya  :
” Dari sekolah ……. (menyebutkan nama sekolah anak saya) ya ? “
Saya jawab :
” Betul, kenapa ? “
“Anak saya juga di sana”
” oooooh…..”
Dan dari situlah akhirnya terjadi percakapan panjang yang menghentikan latihan yang sedang dia dan saya lakukan
Duh, dari percakapan-percakapan yang terjadi, sungguh saya mengagumi keberanian dan kesuksesan dia menjadi orang tua single !  Saya pikir kalau ibu Kartini masih hidup pasti beliau bangga ada wanita yang mungkin lebih pandai dan lebih beruntung hidupnya dibandingkan dirinya.
Sungguh beruntung Kartini ini, seorang wanita yang sudah pasti pandai dan berpendidikan tinggi , sukses di karier , mendidik anak dengan ideal , bahkan untuk kebaikan dan kemandirian si anak gadisnya dia rela mengirim anaknya untuk bersekolah di Seattle dan hidup dengan keluarga Amerika yang kebetulan juga berpendidikan baik dan mencintai anak dan ilmu pengetahuan !
Sungguh saya juga merasa beruntung bertemu dengan Kartini ini , karena saya tentu saja bisa belajar banyak darinya karena anak saya baru 12 tahun , walalupun saya lebih tua dari dia, tapi  pasti saya bisa mendapat banyak pelajaran , well, lesson of life , dari dia. Tanpa malu malah dengan tegas saya sampaikan saya beruntung bisa bertemu dengannya dan semoga bisa menjadi teman.
Belakangan ini saya (yang seorang ibu rumah tangga, mengurus suami dan 1 anak),  bukannya merasa lebih baik dari ibu-ibu yang lain, tapi selalu merasa tidak cocok untuk berkumpul ria berarisan dengan teman-teman orangtua murid yang lain, saya bahkan tidak peduli kalalu mereka pikir saya sombong, tapi sungguh saya tidak menikmati suasana arisasn dimana semua orang bicara dan saya bingung sendiri siapa yang mendengarkan?  Kebanyakan dari mereka bahkan saling berlomba berbicara, seperti kompetisi , ampuuuuuun…….. saya sungguh tidak menikmati suasana seperti itu .
Saya lebih senang bertemu teman berdua atau bertiga, menikmati kopi atau makan siang yang yummy sambil berbicara tentang hidup atau berbagi pengalaman tentang  anak masing-masing dengan harapan bisa mendapat manfaat……..Mungkin kedengarannya boring, tapi sungguh saya tidak keberatan kalau anda menilai begitu !
Jadilah pertemuan saya dengan Kartini ini menjadi berkah atau blessing saya hari ini dari sang pencipta yang bisa saja bonus , karena saya memutuskan untuk berlatih daripada pulang ke rumah setelah mengantar anak sekolah.
Kenapa saya menamakannya Kartini ?
Karena, pertama sebagai seorang wanita saya  pikir dia pandai dan hebat bisa sukses mengurus dan memiliki perusahaan sendiri, pati diperlukan ilmu dan keberanian yang tidak sedikit untuk sukses seperti itu, kedua dia benar-benar gambaran wanita ideal saya , pandai, tidak suka kumpul-kumpul untuk arisan atau ke mall, pandai mengurus anak dan dalam kesibukannya dia masih tetap rajin menjaga kebugarannya dengan rutin datang ke fitness center, bla….bla….bla….
Saya benar-benar surprise bertemu Kartini ini, oh ternyata di Jakarta yang super individual dan konsumtif ini masih ada seorang wanita yang berpandangan super maju seperti dia.
Tetap saya tidak iri, karena walaupun saya tidak sepandai dan seberani dia, tapi saya tetap mencintai hidup saya yang sekarang ini…. Mengurus anak, suami ,  menikmati berada di rumah dan kegiatan panjat gunung yang baru 3 tahun ini saya jalani memberikan saya bersyukur bahwa saya diberi berkah kesehatan dan kebahagian dari sang pencipta.
Selamat Hari Kartini. 21 April 2012.
Tag : Aceh, Mahasiswa
0 Komentar untuk "Selamat Hari Kartini"
Back To Top