Puisi ini sendiri merupakan refleksi atau cerminan kehidupan petani yang bersusah payah dalam melakukan aktifitasnya sebagai petani. ia berharap dikemudian hari ia dan keluarganya tidak lagi harus bekerja sebagai petani. namun harapan tetap harapan. sehingga ia tetap saja menjadi petani.
Puisi dengan judul perempuan-perempuan perkasa merupakan puisi dari admin sendiri yang membuatnya. Dimana saifuddin belajar dengan cara autodidak dari buku-buku dan sumber lainnya. Saat ini penulis merupakan mahasiswa jurusan teknik elektro, Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Kali ini admin mencoba membagikan sebuah puisi admin sendiri yang
berjudul "Perempuan-perempuan Perkasa". dimana puisi ini juga pernah
dibuat pada harian serambi indonesia
Perempuan-perempuan Perkasa
Karya Saifuddin*
Perempuan-perempuan perkasa
Mengayuh cangkul di tanah petak
Berlomba dengan matahari senja
Tak peduli setrika panas memanggang punggung
Petak tanah siapa saja tidak peduli
Kulit terpanggang gosong itu bukti
Menjaga isi panci berpenghuni
Berharap anak cucu tidak menderita lagi
Kuning emas dari petak sawah dinanti
Semuanya tidak berarti
Anak cucu tetap menyesali
Haruskah begini perjalanan ini
Menanti yang tidak pasti
Mengayuh cangkul di tanah petak
Berlomba dengan matahari senja
Tak peduli setrika panas memanggang punggung
Petak tanah siapa saja tidak peduli
Kulit terpanggang gosong itu bukti
Menjaga isi panci berpenghuni
Berharap anak cucu tidak menderita lagi
Kuning emas dari petak sawah dinanti
Semuanya tidak berarti
Anak cucu tetap menyesali
Haruskah begini perjalanan ini
Menanti yang tidak pasti
Terima kasih telah berkunjung ketempat kami dan membacanya. Admin merasa bangga, silahkan dishare, like dan komentar untuk terus menyemangatkan admin dalam berbagi kepada setiap pembaca setia.
Populer:
0 Komentar untuk "Perempuan-perempuan Perkasa"