Mahasiswa Aceh di Eropa Bahas Pendidikan dan Pembagunan



Puluhan mahasiswa dan masyarakat Aceh di Eropa bertemu di kotaFrankfurt-Jerman, guna membahas keberlangsungan pendidikan dan pembangunan di Aceh, Minggu lalu (27/05). Acara yang berlangsung di Aula Serba Guna KJRI Frankfurt ini merupakan bentuk jalinan silaturahmi mahasiswa Aceh di Jerman yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Aceh di Jerman (IMAN) dengan Jaringan Silaturahmi Aneuk Nanggroe di Eropa (JARÒË) yang anggotanya tersebar di beberapa negara Eropa seperti Perancis, Italia, Inggris, Norwegia, Belgia dan Turki yang sebagian dari mereka belum sempat hadir karena terkendala masalah visa dan studi.

IMAN yang bertindak sebagai tuan rumah diwakili oleh 30 delegasi dari berbagai kota di Jerman untuk bertemu dengan 5 delegasi JARÒË yang datang dari Italia, Belanda dan Prancis. Kegiatan ini sendiri bertujuan meningkatkan ukhuwah dan jaringan silaturahmi antar mahasiswa serta masyarakat Aceh yang berada di Eropa, juga sebagai wadah bertukar pikiran dan informasi.

Pertemuan yang mengambil tema “bersama merajut masa depan Aceh” tersebut ikut membahas berbagai persoalan kekinian menyangkut pendidikan dan pembangunan di Aceh paska Pemilukada yang berlangsung bulan April lalu, termasuk keberlangsungan program beasiswa serta program lainnya yang ditawarkan oleh berbagai negara di Eropa serta program “returning expert“ berupa bantuan finansial yang diberikan oleh pemerintah Jerman kepada lulusan negara tersebut untuk kembali ke negara asal dan membangun daerahnya.

Kegiatan yang berlangsung satu hari penuh ini turut pula menghasilkan beberapa rekomendasi yang ditujukan kepada mahasiswa dan masyarakat Aceh yang berada di luar negeri khususnya Eropa serta untuk Pemerintah Aceh dan pembuat kebijakan lainnya di Aceh yang tertuang dalam “Frankfurt Initiatives“ atau inisiatif-inisiatif Frankfurt.  Inisiatif Frakfurt ini juga dirumuskan sebagai arah berpikir kepada para alumni sebagai bentuk komitmen bersama terhadap kemajuan Aceh dimanapun mereka bekerja atau menetap kelak.

Adapun poin-poin penting rekomendasi tersebut adalah penyusunan daftar alumni luar negeri berdasarkan keahliannya masing-masing serta upaya memaksimalkan peran mereka, juga rekomendasi menyangkut perbaikan sektor pemerintahan, iklim investasi di Aceh, inventarisasi kebutuhan tenaga ahli, dan sinergisasi alumni.

Ketua Ikatan Mahasiswa Aceh di Jerman (IMAN), Heru Fahlevi, melalui rilis yang diterima oleh wartawan menyebutkan bahwa kegiatan ini sejalan dengan upaya-upaya yang dilakukan oleh gubernur terpilih yang telah melakukan lobi-lobi kepada beberapa perwakilan negara asing di Indonesia seperti Australia, untuk meningkatkan berbagai kerjasama terutama masalah pendidikan dan peningkatan kualitas sumber daya masyarakat Aceh.

“Rekomendasi Frankfurt ini diharapkan dapat berfungsi sebagai langkah awal sekaligus penunjuk jalan (guideline) bagi para mahasiswa serta alumni luar negeri khususnya Eropa untuk membangun Aceh dalam kapasitas keilmuan masing“, sebut Heru yang merupakan mahasiswa doktoral bidang keuangan dan akuntansi publik itu.

Disamping itu Koordinator JARÒË, Taufik AKBAR juga menekankan pentingnya peningkatan komunikasi, kerja sama dan penguatan jaringan antara mahasiswa aceh di luar negeri, dengan alumni luar negeri di Aceh. “Kita harus belajar dari filsafah semut yang bisa berkomunikasi dan bekerjasama untuk memindahkan benda yang lebih besar dari ukuran badannya sendiri“ ujarnya.

Acara yang disiarkan langsung melalui ASFERadio, jaringan radio milik Ikatan Mahasiswa Aceh di Jerman ini, juga menampilkan beberapa presentasi dari IMAN yang diwakili oleh Heru Fahlevi, Putra Rizkiya dan Said Khairulsyah serta Taufik Akbar dan Sehat Ihsan Shadiqin dari JARÖE.
sumber : Harian-Aceh.Com
0 Komentar untuk "Mahasiswa Aceh di Eropa Bahas Pendidikan dan Pembagunan"
Back To Top