Cari uang kok jadi TKI? Itulah kata yang harus diungkapkan ketika melihat fenomena kasus TKI yang terjadi, paling tidak dalam kurun waktu dua tahun belakangan ini. Padahal didalam negeri sendiri terdapat “uang” yang tidak ada yang memungutnya. Melihat fenomena yang terjadi pada mereka sungguh memilukan sekaligus prihatin. Bagaimana tidak , niat untuk menadapatkan uang demi kebagiaan justru malapetaka yang diterima. Sebagaimana yang terjadi terhadap mereka yang bekerja pada sector non formal.
Bagi yang sudah pernah menjadi TKI tentunya sudah mendapatkan pengalaman yang sangat berharga tentang terkait mencari kerja dinegeri orang. Selayaknya, mencari kerja dinegeri orang diharapkan minimal sudah mendapatkan pendidkan Strata satu. Kejadian yang terjadi justru mereka yang tidak mengenyam pendidikan yang layak justru mempertaruhkan nyawa menjadi “relawan” di negeri orang. Maka dari itu, sulit untuk menjamin akan mendapatkan kebahagian dalam menjalani hidup selama menjadi TKI kalau hanya bermodalkan keberanian dan tekad. Apalagi kalau niat mereka pergi kenegeri orang hanya untuk bekerja jadi pembantu.
Sebagai mantan TKI sudah sepantasnya untuk memikirkan sesuatu yang dapat menghidupakn diri dan ditambah lagi dapat menjadi penopang ekonomi keluarga. Salah satu pilihan yang sangat mungkin untuk dipilih menjadi pembangun ekonomi keleuarga adalah melalui wirausaha. Sebagaimana yang sudah terbukti nyata dapat menjadi penopang ekonomi yang manjur. Kalau saja mereka dalam menjalani hari-hari sebagai tenaga kerja dinegri orang dibarengi dengan semangat untuk mandiri dengan cara menjadikan upah yang didapat untuk dijadikan modal. Sungguh lebih baik ketimbang terus-terusan mencari dan menghabiskannya tanpa berpikir untuk berhenti dari tempat itu dan membangun ekonomi sendiri.
Pengalaman dalam menjalani hidup menjadi TKI seharusnya dapat dimanfaat sebagai semangat untuk memikirkan usaha dalam bidang apa yang akan dibangun setelah satu keluar dari sana. Sudah saatnya membangun nengeri sendiri dengan keringat sendiri. Ditambah lagi dekat dengan keluarga dan terjamin akan sistem keamanan dan perlindungan akan modal.
UKM yang sudah terbukti dapat menjadi penopang ekonomi masyarakat baik dimasa sekarang maupun dimasa moneter sekalipun. Maka dari itu mantan TKI sudah sepentasnya untuk memanfaatkan peluang ini. Lebih lagi, Menurut data MENEKOP dan UKM dan BPS. Investasi UKM mengalami peningkatan dari waktu kewaktu. Pada tahun 2000 investasi UKM sebesar Rp 133,08 Trilyun dan meningkat menjadi Rp 133,91 triyun ditahun 2001. Kenaikan investasi UKM juga terjadi pada tahun 2002,2003,2004 dan tahun 2005 yang masing masing sebesar Rp 149,87 triyun, Rp 168,36 trilyun dan Rp 217,66 trilyun dan Rp 275,27 trilyun. UKM tersebut mendapatkan binaan melalui Dinas Koperasi dan UKM, di masing-masing Provinsi atau Kabupaten/Kota.
Menurut Menteri Koperasi dan UKM Syarif Hasan, pada tahun 2009. Jumlah UKM berkisar 52,8 juta unit usaha. Pada 2011 sudah bertambah menjadi 55,2 juta unit. Maka dari itu TKI harus mengerti bahwa, bila diasumsi setiap UKM menyerap 3 sampai 5 tenaga kerja. Maka dengan adanya penambahan sekitar 3 juta unit pertahun. Maka tenaga kerja yang terserap bertambah 15 juta orang. Maka para mantan TKI atau calon TKI tidak perlu lagi berpikiran mempertaruhkan jiwa untuk mendapatkan uang dengan menjadi “relawan” dinegeri orang.
Keadaan UKM yang begitu besar menunjukan bahwa UKM tersebut berpotensi menjadi wadah pemberdayaan masyarakat dan penggerak dinamika perekonomian. Dengan begitu Pengangguran diharapkan menurun dari 6,8% menjadi 5 % dengan pertumbuhan UKM tersebut. Kalau pengangguran dapat berkurang sebesar 1,8%. Maka TKI bukannya lagi menjadi “relawan” tanpa bayaran tetepi sudah menjadi jutawan yang patut dihargai.
Sebagai sebuah Negara yang kaya akan sumber daya alam yang luar biasa. Jumlah penduduk urutan keempat terbanyak sedunia. Maka Indonesia sangat memerlukan kegiatan perekonomina pada sektor ril. Selain juga membutuhkan investasi asing guna penambahan modal dalam sektor non ril. Hal ini dikarenakan jikalau investasi dalam sektor non ril, hanya akan membuat pertumbuhan ekonomi yang tidak pasti dan juga akan berpengaruh terhadap gejolak politik. Sehingga akan berakibat terhadap perekonomian secara nasional atau keseluruhan.
UKM Terbukti Mampu
Pada tahun 2010 UKM memberikan 56% produk domestik bruto, Meskipun berada ditengah-tengah merebaknya jejering kapitalisme yang melanda Indonesia. UKM terbukti mampu mempengaruhi terhadap gejolak sosial akibat angka pengangguran yang setiap tahun terus bertambah. Selain itu, UKM juga menumbuh ratakan perekonomian bangsa. UKM yang berasal dari masyarakat kecil sangat dirasakan manfaatnya dalam meratakan perekonomian dan tentunya mensejahterakan rakyat. Sehingga UKM memenuhi hajat dari masyarakat kecil itu sendiri.
Menurut Mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Pusat, Sandiaga S. Uno. Sejumlah UKM diberbagai penjuru Nusantara akan membawa Indonesia menjadi Negara dengan peringkat kelima terbesar perekonomian dunia pada masa mendatang. Dimasa sekarang perekonomian Indonesia telah menduduki peringkat terbesar ke-16 di dunia. Menurutnya, selama Januari sampai Juni 2011 perekonomian nasional mampu mencatatkan angka pertumbuhan 6,5 %. Selain itu, besaran Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai 700 miliar dolar Amerika Serikat. Pencapaian tersebut merupakan prestasi membanggakan bagi perekonomian nasional, Dengan ukuran itu, Indonesia sanggup melebihi angka pertumbuhan ekonomi Belanda. Hal yang lebih menggembirakan, dari angka pertumbuhan ekonomi nasional 6,5 %. 60% diantaranya diberikan oleh kontribusi UKM. Maka dari itu, potensi tersebut memberikan sikap optimis akan Indonesia untuk mampu dan siap menempati peringkat 10 terbesar didunia. Sementara pada tahun 2050 akan mampu untuk menjadi nomor kelima terbesar dari seluruh penjuru dunia. Dengan melihat peluang pasar akan keberadaan Indonesia dalam ekonomi dunia, maka para calon TKI ataupun mantan untuk mengambil sikap untuk diyakini bahwa UKM yes TKI no.
Dengan sikap yang begitu optimis untuk tidak lagi terpikirkan untuk menjadi TKI dan memilih untuk berwirausaha dinegeri sendiri, maka apa yang diidamkan tinggal menunggu akan hasilnya saja. Bahkan bisa jadi, orang-orang tidak akan bertanya lagi siapa dia atau bahkan lupa kalau usaha yang telah berhasil tersebut dibangun oleh mantan atau calon TKI. Maka pandangan optimis terhadap keberadaan UKM untuk dapat membagun dan memperkuat perkeonomian Indonesia sungguh sangat nyata adanya. Usaha kecil yang merakyat tersebut akan membawa kepada masyarakat yang sejahtera seperti yang diidamkan oleh sang proklamator. Selain juga dapat mengurangi angka pengangguran yang terus bertambah. Pada akhirnya masyarakat Indonesia tidak perlu lagi mejadi TKI “relawan” dinegeri orang.
Tag :
blogger,
Perlombaan
0 Komentar untuk "UKM Yes TKI No"