Membangun Karekter di Hari Pendikan Nasional


bangun karakterPendidikan karakter menjadi tema peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun ini. Pendidikan karakter tidak hanya  membangun karakter pribadi berbasis kemuliaan tetapi secara bersamaan membangun karakter kemuliaan sebagai bangsa. Seperti apa pendidikan karakter itu dan  bagaimana sistem pendidikan Indonesia saat ini? Wartawati Harian Fajar, Dian Muhtadiah Hamna mewawancara Pakar Pendidikan Universitas Negeri Makassar (UNM), Dr Nurhikmah H Arsal, S.Pd, M.Si saat ditemui di kediamannya, Jalan Bangkala III No 40 Blok I Perumnas Antang, Sabtu, 28 April. Berikut petikannya :

Bagaimana menurut Anda sistem pendidikan di Indonesia saat ini ?

Sistem pendidikan kita kini berada pada era yang berprinsip otonomi daerah. Berdasarkan prinsip otonomi ini, maka kebijakan pendidikan di daerah dapat dituangkan dalam rencana strategis pembangunan pendidikan. Meski demikian,  pada tataran pelaksanaannya tetap mengacu pada UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Karena sistem pendidikan nasional kita harus dapat menjamin pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan.

Bagaimana Anda melihat implementasi otonomi daerah itu dalam pengembangan sistem pendidikan nasional?

Ya, implementasi pengembangan sistem pendidikan di daerah tetap mengacu pada kurikulum operasional pendidikan yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Operasionalisasinya tetap disesuaikan dengan potensi masing-masing daerah. Misalnya mereka yang tinggal di daerah pesisir maka potensi yang diajarkan ke siswa mengenai perikanan.

Kebijakan otonomi daerah yang diimplementasikan salah satunya melalui program pendidikan gratis di Sulsel. Bagaimana menurut Anda?

Program pendidikan gratis untuk tingkat pendidikan dasar yang telah dilaksanakan pemerintah Sulsel itu bagus. Tetapi, program ini jangan sampai sekadar slogan. Namun, butuh dukungan riil seperti penyediaan infrastruktur seperti sarana dan prasarana pembelajaran. Bagaimana proses pembelajaran bisa efektif kalau sarana dan prasarananya kurang memadai.

Apakah program pendidikan gratis ini menjamin bahwa semua anak di Sulsel bisa sekolah?

Kalau menjadi jaminan saya kira tidak ya. Meski pemerintah sendiri telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong anak-anak di Sulsel sekolah melalui program pendidikan gratis itu, tapi kita lihat faktor lainnya. Misalnya, usia sekolah tetapi anak itu tidak sekolah karena kondisi yang membentuknya mencari nafkah sendiri.

Kalau begitu, apakah upaya pemerintah saja tidak cukup ?

Tentu. Peran orang tua dan masyarakat sangat mempengaruhi. Makanya, pemerintah, masyarakat dan orang tua harus sinergi membangun kesadaran pentingnya arti pendidikan itu.Tetapi ada juga kelompok masyarakat yang telah sadar pendidikan, seperti yang kita lihat mereka membentuk kelompok-kelompok belajar secara gratis.

Pendidikan karakter menjadi tema Hardiknas tahun ini. Apa arti karakter itu?

Karakter sendiri berarti kekuatan untuk bertahan dimasa sulit. Karakter yang baik diketahui melalui respon yang benar ketika kita mengalami tekanan, tantangan dan kesulitan. Karakter tidak diciptakan namun dibentuk melalui proses. Nah, untuk membinanya perlu pendidikan karakter.

Faktor apa saja yang mempengaruhi pembentukan karakter itu?

Ada lima faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter itu. Pertama, temperamen dasar kita (dominan, intim, stabil, cermat), keyakinan (apa yang kita percayai, paradigma), pendidikan (apa yang kita ketahui atau wawasan kita), motivasi hidup (semangat hidup) dan perjalanan (apa yang telah kita alami).

Apa maksud pendidikan karakter itu ?

Komponen dalam pendidikan karakter itu mencakup desiring the good (moral knowing) atau  keinginan untuk berbuat kebaikan. Pendidikan karakter yang baik harus melibatkan bukan saja aspek knowing the good sebagai aspek pengetahuan (kognitif)  namun juga desiring the good atau loving the good (moral feeling) atau mencintai moral serta  acting the good (moral action) atau keinginan berbuat kebaikan. Tanpa itu, semua manusia akan sama seperti robot yang terindoktrinasi oleh sesuatu paham.

Siapa yang bisa menanamkan pendidikan karakter itu ?

Ya, makna pendidikan tidak sekadar orientasi intelektual tetapi bagaimana anak itu memiliki nilai karakter yang ada pada dirinya. Penerapannya  melalui pendidikan karakter yang ditanamkan pada diri si anak sejak usia dini. Sedangkan penerapannya kita perlu bantuan dari orang tua, guru, pembina, coach, atau mentor yang mengarahkan dan memberitahukan kekeliruan dan kelemahan-kelemahan karakter kita.

Apa saja karakter mulia yang selayaknya diajarkan kepada anak?

Ratna Megawangi sebagai pencetus pendidikan karakter di Indonesia menyebut ada sembilan pilar nilai karakter yang layak ditanamkan kepada anak yaitu (1)cinta Tuhan dan kebenaran, (2) tanggungjawab, kedisiplinan dan mandiri, (3)amanah, (4) hormat dan santun, (5) kasih sayang, kepedulian, dan kerjasama, (6) percaya diri, kreatif, dan pantang menyerah, (7) keadilan dan kepemimpinan, (8) baik dan rendah hati serta (9) toleransi dan cinta damai.

Terakhir,  apa saran Anda kepada pemerintah dan pendidik dalam pengembangan pendidikan Indonesia di masa depan?

Pendidikan yang sebenarnya adalah pendidikan yang mengembangkan minat dan bakat anak tersebut. Saya kira, program KTSP yang dijalankan saat ini sudah sesuai dengan arti pendidikan yang sebenarnya karena mencakup pengembangan kompetensi anak.
inspirasi www.fajar.co.id
0 Komentar untuk "Membangun Karekter di Hari Pendikan Nasional"
Back To Top